Kamis, 20 Agustus 2009

SEJARAH SINGKAT DAN TUJUAN BIBLIOGRAFI

A. Sejarah Singkat Bibliografi

Secara istilah bibliografi baru muncul pada sekitar abad ke 17, namun pada prakteknya, jauh sebelum itu sudah ada kegiatan penyusunan arau pendataan terhadap literatur yang pernah ada. Sebagai contoh, ibnu nadim misalnya adalah orang yang pertama kali menaruh perhatian besar terhadap berbagai karya yang dihasilkan oleh para alim ulama pada masa kejayaan islam. Menurut pederson (1996:34) tahun 987 Ibnu Nadim telah mengadakan penelitian seputar literatur-literaturyang terbit pada waktu itu dan menghasilkan sebuah karya yang berjudul Fihrist (indeks). Hal tersebut merupakan upaya untuk melestarikan kekayaan intelektual yang telah dicapai umat islam. Dengan demikian jelas bahwa meskipun istilah bibliografi belum dikenal pada saat itu, tetapi dalam prakteknya telah dilaksanakan sejak masa-masa awa perkem,bangan intelektual di dunia islam.

Istilah bibliografi baru muncul pada abad ke-17, dan sebelum itu ada beberapa istilah yang digunakan seperti refertarium, bibliotheca, inventarium, index dan catalogus. Misalnya pada tahun 1564 ada istilah meskatalog pada di Frankurt dan tahun 1594 di Leipzig. Istilah bibliografi pertama kali dimunculkan pada tahun 1633 oleh Gabriel Naude dalam karyanya Bibliographia Politica yang diterbitkan di Paris. Istilah itu juga digunakan oleh Johan Heinrich Boecler dalam karyanya yang berjudul “Bibliographia Politico-Philogica” yang diterbitkan di Germanopili, tahun 1667. disamping itu ada pula meskatalog pada tahun 1564 di Frankurt dan tahun 1594 di Leipzig.

Lalu pada tahun 1645 Conrad Gesner mulai menyusun bibliotheca universalis( bibliografi universal). Pada saat itu beliau berhasil mengumpulkan dan mendata sebanyak 12 ribu judul buku yang terdiri buku-buku dalam bahasa Yunani, Latin dan Ibrani. Karena usahanya tersebut maka Conrad Gesner digelari sebagai Bapak Bibliografi Modern. Selain bibligrafi universal , pada dekade berikutnya yakni pada tahun 1738 Carolus Linaeus sudah berusaha menyusun suatu bibliografi subjek dengan judul Bibliographia Botanica. Bahkan pada waktu itu mulai dirintis penyusunan bibliografi nasional

Adapun media yang pertama kali mengulas masalah bibiliografi secara komprehensif adalah Encyclopedi Americana edisi 1 tahun 1829, dan ini merupakan ensiklopedi yang pertama kali menyajikan informasi/artikel lengkap entang bibliografi. Berikutnya pada tahun 1895 Paul Otlet dan Henry Lafontine mulai mempelopori penyusunan bibliografi universal dengan mendirikan suatu badan yang bernama Institute Internatuinale de Bibliographie di Brussel, namun upaya ini tidak dapat berjalan dengan mulus, terutama karena adanya kendala bahasa dan perbedaan cara penulisan deskripsi bibliografi. (ingat, pada saat itu belum adastandarisasi penulisan deskripsi bibliografi)

Hingga pada paruh abad ke 20 tepanya paa tahun 1940an sampai 1950an karena adanya perang Dunia II keguatan penyusunan bibliografi masih tersendat-sendat. Mulai pada tahun 1950an itulah penelitian bibliografi mulai digalakkan. Pada rahun tersebut Verner W. Clapp bekerja sama dengan UNESCO, mengadakan enelitian tentang upaya-upaya peningkatan dan pemulihan kegiatan penyusunan bibliografi. Laporan hasil penelitian Clapp tersebut diberi judul Bibliographic Service: Their Present State and The Possibilities of Improvement.

Pada tahun yang sama UNESCO mengadakan International (UNESCO) Conference on the Improvement of Bibliographic Services, berlangsung di Paris. Hasil jonferensi ini dimuat dalam “Unesco Journal of Information Science, Librarianship and Archives Administration”, serta dalam “Bibliographic Services Throughout the World” (19950-1959)

Pada perkembangan perkembangan selanjutnya penyusunan bibliografi terus mengalami peningkatan kini kita dapat melihat berbagai jenis bibliografi telah banyak diterbitkan baik dalam format tercetak (printed), dalam format CD-ROM, bahkan dalam bentuk online database yang dapat kita akses setiap saat dan dari manapun kita berada.

B. Kegunaan dan Tujuan Bibliografi

Secara tidak lanmgsung bibliografi berguna untuk mempromosikan pendayagunaan buku dan bahan pustaka lainya atau mempromosikan aplikasi bermanfaat dari imu pengetahuan. oleh karena itu ilmu tak dapat berkembang tanpa bibliografi karena biliografi mendaftar kumulasi pengetahuan yang telah ada sebelunya. Ilmu bukanlah sesiatu yang meloncat tiba-tiba melainkan beranjak dari basis sebelumnya

Adapun tujuan bibliografi adalah untuk membantu pemakai dalam menentukan lokasi keberadaan sebuah bahan pustaka atau mengenali sebuah buku atau bahan pustaka lainya yang diminatinya. Bagi seorang peneliti, bibliografi memungkinkan dia mengetahui apa saja yang telah ditulis mengenai subjek tertentu serta memungkinkanya tetap memperoleh informasi mutakhir dalam bidangnya. Bidangnya bibliografi menghindarkan duplikasi penelitian.
Tujuan lain bibliografi adalah sebagai sarana pemilihan buku, identifikasi dan verifikasi rincian bibliografis sebuah buku, serta lokasi bahan pustaka dalam kaitanya dengan tempat terbit, loklasi di perpustakaan atau tempat memesan. Untuk mempermudah penggunaan bibliografi biasanya dibuatlah/disusun indeks pengarang, subjek, tempatm dsb.

0 komentar:

Blogger UIN Jakarta

Kumpul Bareng Blogger UIN Jakarta

Cari Blog Ini